Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru
diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan
diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan
diuji ini dinamakan hipotesis kerja.
Sebagai lawannya adalah hipotesis nol
(nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang
handal, sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih
diragukan kehandalannya. Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol.
Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan
dalam kalimat negatif.
Dalam
statistik juga terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis alternatif (hipotesis alternatif
tidak sama dengan hipotesis kerja). Dalam kegiatan penelitian, yang diuji
terlebih dulu adalah hipotesis penelitian terutama pada hipotesis kerjanya.
Bila penelitian akan membuktikan apakah hasil pengujian hipotesis itu
signifikansi atau tidak, maka diperlukan hipotesis statistik. Teknik statistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah statistik inferensial.
Statistik yang bekerja dengan data populasi adalah statistik deskriptif. Signifikan artinya hipotesis penelitian yang
telah terbukti pada sampel itu (baik deskriptif, komparatif, maupun asosiatif)
dapat diberlakuakan ke populasi.
Dalam
hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang menyatakan
tidak ada perbedaan antara data sampel, dan data populasi. Yang diuji hipotesis
nol karena peneliti tidak berharap ada
perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dan parameter.parameter adalah ukuran-ukuran yang
berkenaan dengan populasi, dan statistik
di sini diartikan sebagai ukuran-ukuran yang berkenaan dengan sampel.
1.
Bentuk-bentuk Hipotesis
Bentuk-bentuk Hipotesis penelitian
sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat
eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan
masalah deskriptif (variabel
mandiri), komparatif (perbandingan),
dan asosiatif (hubungan). Oleh karena
itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiarif (hubungan).
Hipotesis
deskriptif, adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif;
hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah komparatif,
dan hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah
asosiatif/hubungan.
a.
Hipotesis
Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban
sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.
b.
Hipotesis
Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya
sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada
waktu yang berbeda.
c.
Hipotesis
Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih.
2.
Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis
Pada setiap paradigma penelitian minimal
terdapat satu rumuisan masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif. Berikut
ini contoh judul penelitian, paradigma, rumusan masalah dan hipotesis
penelitian.
a.
Judul Penelitian
Hubungan anatara gaya kepemimpinan Kepala Sekolah
dengan prestasi belajar murid. (gaya kepemimpinan adalah variabel independen
(X) dan prestasi kerja adalah variabel dependen (Y).
b.
Paradigma penelitiannya, adalah:
c.
Rumusan Masalah
1)
Sebarapa baik
gaya kepemimpina Kepala Sekolah yang ditampilkan? (bagaimana X?)
2)
Seberapa baik
prestasi belajar siswa? (bagaimana Y)
3)
Adakah hubungan
yang positif dan signifikan antara gaya kewpemimpinan kepala sekolah dengan
prestasi belajar siswa? (adakah hubungan antara X dan Y?). butir ini merupakan
rumusan masalah asosiatif.
4)
Bila sampel
penelitiannya golongan guru golongan III dan IV, maka rumusan masalah
komparatifnya adalah:
a)
Adakah perbedaan
persepsi antara guru golongan III, dan IV tentang gaya kepemimpinan kepala
sekolah?
b)
Adakah perbedaan
persepsi antara guru gol III, dan IV tentang prestasi belajar murid.
d.
Rumusan hipotesis penelitian
1)
Gaya
kepemimpinan yang ditampilkan Kepala Sekolah (X) ditampilkan kurang baik, dan
nilainya paling tinggi 60% dari kriteria yang diharapkan.
2)
Prestasi belajar
murid (Y) kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65.
3)
Terdapathubungan
yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dengan
prestasi belajar murid, artinya makin baik kepemimpinan kepala sekolah, maka
akan semakin baik prestasi belajar murid.
4)
Terdapat
perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara gol I, II, dan III.
5)
Terdapat
perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara guru gol III dan IV.
Untuk bisa diuji dengan statistik, maka
data yang akan didapatkan harus diangkakan. Untuk bisa diangkakan, maka diperlukan
instrumen yang memiliki skala pengukuran. Untuk judul di atas ada dua
instrumen, yaitu instrumen gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dengan prestasi
belajar murid.
3.
Karakteristik hipotesis yang baik
a.
Merupakan dugaan
terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai
sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
(pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan)
b.
Dinyatakan dalam
kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
c.
Dapat diuji
dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
0 komentar:
Posting Komentar
TULIS KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN