Rabu, 31 Desember 2014

PRAKTEK BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR



A.    Kondisi Sekolah
Mts Al-Asror Semarang  ini sudah terdapat guru khusus BK dan namun latar belakangnya bukan lulusan BK dan guru BKnya juga masih harus mengajar mata pelajaran PKn karena latar belakangnya adalah lulusan PKn,  ruangan yang khusus untuk guru BK belum ada untuk sekarang ini, masih bersamaan dengan ruangan TU dan tidak ada sekat dalam ruangan tersebut. Hal ini mempersulit siswa ketika ingin berkonsultasi karena tidak ada ruangan khusus untuk BK.
Sebagian besar siswa nya adalah anak-anak yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah dan ada juga yang berasal dari jauh karena siswa tersebut berada di pondok pesantren yang bersebelahan dengan sekolah. Tingkat ekonomi orang tua anak didik di Mts Al-Asror, sebagian besar adalah ekonomi menengah kebawah. Hal ini cukup berpengaruh terhadap proses pembelajaran di sekolah.
B.     Identitas Siswa
1.      Siswa pertama
Nama                                             :ARF
Tempat, tanggal lahir                    : Semarang, 28 September 2001
Jenis kelamin                                 : Laki-laki
Kelas                                             : VIII A
Sekolah                                         : Mts Al-Asror Semarang
Agama                                           : Islam
Anak ke, dari                                : 1 (Pertama) dar satu bersaudara
Alamat                                          : Jl. Pundak Payung siroto rt 03/07
Prestasi yang pernah diraih           : -
Tinggi/berat badan                        : -
Penyakit yag pernah diderita        : Paru-paru
Hobi                                              : Bermain Sepak bola
Cita-cita                                        : Pemain Tim Nasional Indonesia
Riwayat pendidikan
a.       SD                                     : SDN 03 Pundak Payung
b.      SMP                                  : Mts Al-Asror Semarang
Pekerjaan
a.       Ayah                                 : Petani
b.      Ibu                                     : Petani
2.      Siswa kedua
Nama                                             : AR
Tempat, tanggal lahir                    : Semarang, 31 januari 2000
Jenis kelamin                                 : Laki-laki
Kelas                                             : VIII A
Sekolah                                         : Mts Al-Asror Semarang
Agama                                           : Islam
Anak ke, dari                                : 2 (Kedua) dari dua bersaudara
Alamat                                          : Jl. Taman Siswa Gg. Nangka, Sekaran
Prestasi yang pernah diraih           : -
Tinggi/berat badan                        : -
Penyakit yag pernah diderita        : Paru-paru
Hobi                                              : Bermain voly
Cita-cita                                        : Pemain voly Proliga
Riwayat pendidikan
a.       SD                                     : SDN 01 Sekaran
b.      SMP                                  : Mts Al-Asror Semarang
Pekerjaan
a.       Ayah                                 : Buruh
b.      Ibu                                     : Buruh
C.     Identifikasi Masalah
Langkah pertama dari kegiatan diagnosis adalah mengidentifikasi atau menemukenali siswa yang mengalami kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Membuat analisis lager dari semua mata pelajaran yang mendapat nilai dibawah rata dan hanya mencapai standar saja, dari lager tersebut ditemukan lima siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata atau hanya mencukupi standar saja.
2.      Setelah menganalisis nilai tersebut ternyata ada dua siswa tersebut yang memperoleh nilai lebih rendah dari pada kelima siswa yang telah ditetapkan oleh guru BK tersebut. Yaitu sebagai berikut:
a.       Siswa pertama
Nama                                        : ARF
Tempat, tanggal lahir                : Semarang, 28 September 2001
Jenis kelamin                            : Laki-laki
Kelas                                         : VIII A
Sekolah                                     : Mts Al-Asror Semarang
Agama                                      : Islam
Anak ke, dari                            : 1 (Pertama) dari satu bersaudara
Alamat                                      : Jl. Pundak Payung siroto rt 03/07
b.      siswa kedua
Nama                                       : AR
Tempat, tanggal lahir              : Semarang, 31 Januari 2000
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Kelas                                       : VIII A
Sekolah                                   : Mts Al-Asror Semarang
Agama                                     : Islam
Anak ke, dari                          : 2 (kedua) dari dua bersaudara
Alamat                                                : Jl. Taman Siswa Gg. Nangka, Sekaran
3.        Selanjutnya penulis diizinkan oleh wali kelas untuk melakukan pendekatan dengan siswa tersebut. Pada awalnya, penulis memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud kegiatan diagnosis kesulitan belajar yang akan penulis laksanakan.
4.      Kemudian setelah melakukan pendekatan terhadap siswa penulis memulainya dengan melakukan observasi pada saat jam pelajaran, setelah pelajarn usai penulis melakukan wanwancara, kepada dua anak yang sudah di tentukan berdasarkan anlisis lager dan ketentuan dari guru BK.
D.    Analisis
Dari hasil analisis terhadap Leger dari nilai UAS kelas VII C yang sekarang menjadi VIII A, telah dapatkan beberapa nama yang mengalami kesulitan belajar. Dan dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan instrumen wawancara dan observasi, telah diperoleh hasil mengenai diagnosis kesulitan belajar, antara lain:
Pada saat wawancara saya dengan siswa bernama(ARF). ia mengatakan bahwa belajar itu penting, pelajaran yang disukai adalah SKI, dan yang tidak disukai adalah matematika. ia senang bersekolah karena bisa bertemu dengan temannya. Dia tidak nyaman dengan keadaan kelas karena sering ribut. ia merasakan kesulitan belajar yaitu sering ngantuk dan sulit berkonsentrasi. Dia belajar 2 jam setiap hari yang didampingi oleh ustadnya. Namun ustadnya tidak mengetahui bahwa arf mempunyai masalah belajar. Menurutnya, guru yang ideal adalah yang bisa diajak bercanda dan menjelaskan materi dengan jelas.
Pada saat wawancara saya dengan siswa bernama(AR), pelajaran yang disukai adalah fiqih, dan yang tidak disukai adalah matematika. ia senang bersekolah karena bisa bertemu dengan temannya. Dia nyaman dengan keadaan kelas dan tidak merasakan kesulitan belajar. Dia tidak pernah belajar dirumah dan tidak pernah di dampingi orang tuanya. Sudah jelas orang tuanya tidak mengetahui bahwa ia mempunyai masalah belajar. Menurutnya, guru yang ideal adalah yang bisa diajak bercanda dan menjelaskan materi dengan jelas.
Sedangkan hasil wawancara dengan wali kelas adalah, bahwa arf itu anak yang nakal, suka membolos. Sedangkan AR tidak seperti arf . Beliau sering mendapatkan laporan bahwa ARF sering membolos di kantin belakang, sedangkan ar anaknya patuh. ARF sering membolos karena mencari waktu untuk tidur, karena di pondoknya mungkin jadwalnya terlalu padat sehingga ketika sekolah sering mengantuk, sedangkan AR biasa saja. Pergaulan di kelas, ARF sering tidur dan AR sering menjahili teman-temannya. Kalau di luar kelas ARF pergi ke kantin atau pondok untuk tidur kalau AR bermain dengan teman-temannya. Saya sering memanggil ARF kenapa dia sering tidur di kelas dan alasannya adalah dia terlalu capek di pondok dengan berbagai kegiatannya.
Kemudian hasil wawancara dengan guru BK kelas 8, mengatakan bahwa ARF mempunyai masalah belajar yaitu kurang fokus, sulit berkonsentrasi, dan sering tidur dikelas. Hal itu disebabkan karena ARF tinggal di pondok dan kegiatannya di pondok itu padat sehingga dia sering membolos atau tidur di kelas. Dia juga mendapatkan masalah di pondok sehingga dia di botak rambutnya. Masalah yang ada di pondok itu mempengaruhi kegiatan belajarnya di sekolah. Sedangkan AR merupakan anak yang patuh dan tidak memiliki masalah belajar, hasil belajarnya rendah karena ketika di kelas 7 dulu, teman-temannya memiliki nilai yang lebih tinggi sehingga dia terlihat memiliki masalah belajar, namun tidak. Dia sama dengan teman-temannya.
Dan hasil wawancara dengan guru mapel bahasa indonesia kelas 8A, mengatakan ARF adalah anak yang bandel sekali, karena selama satu semester dia hanya masuk sekali, dan selebihnya dia tidur dikantin belakang. Alasannya pun sama dengan yang di katakan oleh wali kelas dan guru BK, yaitu masalah yang di pondok mempengaruhinya di sekolah. Sedangkan AR merupakan anak yang biasa saja di kelas, dan tidak mempunyai masalah belajar.
E.     Sintesis
Dari hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan dengan siswa, wali kelas, guru BK, dan guru mapel. Dapat dikatakan bahwa ARF memiliki masalah belajar yang berhubungan dengan lingkungan tempat tinggalnya yaitu di pondok membuat proses belajar ARF terganggu. Sedangkan anang juga mengalami masalah belajar yaitu tidak pernah belajar dirumah dan selalu menghindar ketika disuruh untuk belajar, padahal anang mempunyai potensi yang baik.
F.      Diagnosis
Dari hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan dengan siswa, wali kelas, guru BK, dan guru mapel. . Dapat dikatakan bahwa ARF memiliki masalah belajar yaitu Learning disorder (kekacauan dalam belajar), Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena keadaan timbulnnya respon yang bertentangan, kekacauan belajar ini terjadi bukan pada potensi dasarnya akan tetapi belajarnya terganggu oleh respon yang bertentangan. Yaitu masalah lingkungan belajarnya yaitu di pondok membuat proses belajar ARF menjadi terganggu.
Faktor yang menyebabkan ARF mengalami masalah ini adalah berasal dari faktor internal diri ARF , yaitu minat, motivasi yang kurang, keterampilan belajar dan salah penyesuaian dengan lingkungan. Banyak aktifitas yang kurang menunjang aktivitas sekolah. Dan juga ARF sering membolos dan tidak pernah mengikuti pelajaran. Faktor eksternalnya adalah dari lingkungan trempat tinggal, dia berada jauh dari rumah dan tinggal di pondok, lingkungan sekolah yang membuat dia tidak nyaman.
Sedangkan AR mengalami Learning Disabilities (ketidak mampuan dalam belajar) Mengacu pada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar sehingga  hasil belajar yang dicapai berada  dibawah potensinya. Yaitu AR tidak pernah belajar di rumah dan kurang perhatian dari orang tuanya sehingga prestasi yang dicapai AR berada di bawah potensinya.
Faktor yang menyebabkan adalah dari dua faktor yaitu internal dan eksternal diri AR, yaitu kurangnya minat dan motivasi untuk belajar. Keterampilan belajar yang dimiliki juga kurang, dan juga kurang menerapkan sikap dan kebiasaan belajar. Faktor eksternalnya adalah dari lingkungan keluarga, hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga. Lingkungan sekolahnya yang kurang mendukung dalam mengembangkan potensi. Dan norma yang ada di lingkungan masyarakat yang kurang diperhatikan.
G.    Prognosis
Penyusunan  prognosis  merupakan  proses yang penting  karena diharapkan dengan mengetahui dampak yang akan terjadi pada masa mendatang siswa dapat termotivasi untuk mengatasi masalah belajarnya. Penyusunan prognosa ini harus relevan dengan masalah belajar siswa.
Secara umum apabila ARF dan AR tidak segera mendapat bantuan, maka  prestasi belajar ARF dan AR tidak akan mengalami peningkatan karena ARF mengalami kekacauan dalam belajarnya dan AR  mengalami ketidakmampuan dalam belajar. ARF akan terus menerus merasa kacau dalam belajarnya sehingga tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan belajarnya, dan AR juga akan merasa kesulitan belajar karena ketidakmampuan belajar atau menghindar dari belajar.
H.    Rencana Treatment
Apabila penyebab-penyebab masalah sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah pemberian  bantuan  pada subjek . Tujuan dari  pemberian bantuan ini adalah memberikan bantuan kepada siswa  yang mengalami masalah dngan belajarnya agar dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal dan penyesuaian diri terhadap lingkungan belajarnya dengan baik. Pemberian bantuan hanyalah dengan memberikan alternatif-alternatif  pemecahan masalah  dan siswa sendiri yang nantinya akan memilih alternatif pemecahan masalah yang paling sesuai dengan kondisi dirinya. Berikut adalah rencana treatmen yang akan diberikan kepada subjek ARF dan AR:
1.      “Bimbingan Belajar”  untuk mengatasi Masalah Kekacauan dan ketidakmampuan Belajar
Berdasarkan masalah yang dialami oleh siswa yaitu kekacauan dalam belajar karena lingkungannya dan ketidakmampuan dalam belajar maka siswa tersebut memerlukan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya dengan lingkungan sekitar tempat dia tinggal dan dalam bentuk bimbingan belajar dengan membantu siswa mempelajari secara lebih intensif mata pelajaran yang belum dikuasai, dengan bantuan wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran yang bersangkuatan serta memotivasi siswa untuk lebih bersemangat belajar dan berprestasi.
2.    “Layanan Informasi” untuk  mengatasi Masalah dengan kiat belajar di kelas dan menjadi peserta didik yang efektif
Layanan Informasi diberikan agar siswa mampu menyesuaikan sikapnya dengan kiat belajar di kelas dan supaya menjadi peserta didik yang efektif, antara lain mulai masuk kelas tepat waktu, mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal yang penting, aktif bertanya saat pembelajaran, sering melakukan diskusi kelompok dan sering pergi ke perpustakaan.
3.       “Bimbingan Kelompok” untuk mengatasi Masalah Penyesuaian Lingkungan Tempat Tinggal dan kurangnya Motivasi Belajar
Bimbingan kelompok dapat melatih siswa untuk meningkatkan kemampaan berkomunikasi dengan dengan orang lain, berlatih untuk menghargai pendapat orang lain,mendengarkan, dan belajar dari pengalaman orang lain. Berkaitan dengan masalah siswa yang tidak bisa menyesuaikan dengan tempat tinggal dan malas belajar maka bimbingan kelompok yang dilakukan adalah dengan pemberian topik tugas yaitu cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan meningkatkan motivasi belajar.
I.       Rencana Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah melakukan treatmen langkah selanjutnya adalah menyusun rencana tindak lanjut . Rencana tindak lanjut meliputi rencana yang akan dilakukan konselor jika treatmen yang dilakukan berhasil dan rencana tindak lanjut jika treatmen yang dilakukan konselor tidak berhasil. Tindak lanjut merupakan langkah akhir dalam diagnosis kesulitan belajar  yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh keefektifan bantuan yang telah diberikan kepada subjek, apakah subjek telah dapat mengatasi masalahnya dan dapat merubah perilaku subjek menjadi semakin positif.
J.       Pembahasan
1.      Kondisi kesulitan belajar yang dialami oleh dua siswa di Mts Al-Asror Semarang yaitu ARF dan AR adalah sebagai berikut:
a.       ARF mengalami kesulitan belajar yaitu Learning disorder (kekacauan dalam belajar), Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena keadaan timbulnnya respon yang bertentangan, kekacauan belajar ini terjadi bukan pada potensi dasarnya akan tetapi belajarnya terganggu oleh respon yang bertentangan. Dimana ARF tidak bisa menyesuaikan terhadap lingkungan tempat tinggalnya yaitu di pondok pesantren Al-Asror Semarang.
b.      AR mengalami Learning Disabilities (ketidak mampuan dalam belajar) Mengacu pada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar sehingga  hasil belajar yang dicapai berada  dibawah potensinya. Yaitu AR tidak pernah belajar di rumah dan kurang perhatian dari orang tuanya sehingga prestasi yang dicapai AR berada di bawah potensinya.
2.      Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar pada siswa di Mts Al-Asror Semarang yaitu ARF dan AR adalah sebagai berikut:
a.       Faktor yang menyebabkan ARF mengalami masalah ini adalah berasal dari faktor internal diri ARF , yaitu minat, motivasi yang kurang, keterampilan belajar dan salah penyesuaian dengan lingkungan. Banyak aktifitas yang kurang menunjang aktivitas sekolah. Dan juga ARF sering membolos dan tidak pernah mengikuti pelajaran. Faktor eksternalnya adalah dari lingkungan trempat tinggal, dia berada jauh dari rumah dan tinggal di pondok, lingkungan sekolah yang membuat dia tidak nyaman.
b.      Faktor yang menyebabkan AR adalah dari dua faktor yaitu internal dan eksternal diri AR, yaitu kurangnya minat dan motivasi untuk belajar. Keterampilan belajar yang dimiliki juga kurang, dan juga kurang menerapkan sikap dan kebiasaan belajar. Faktor eksternalnya adalah dari lingkungan keluarga, hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga. Lingkungan sekolahnya yang kurang mendukung dalam mengembangkan potensi. Dan norma yang ada di lingkungan masyarakat yang kurang diperhatikan.
3.      Rekomendasi treatmen terkait kesulitan belajar pada siswa di Mts Al-Asror Semarang yaitu ARF dan AR Adalah sebagai berikut:
a.       “Bimbingan Belajar”  untuk mengatasi Masalah Kekacauan dan ketidakmampuan Belajar
Berdasarkan masalah yang dialami oleh siswa yaitu kekacauan dalam belajar karena lingkungannya dan ketidakmampuan dalam belajar maka siswa tersebut memerlukan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya dengan lingkungan sekitar tempat dia tinggal dan dalam bentuk bimbingan belajar dengan membantu siswa mempelajari secara lebih intensif mata pelajaran yang belum dikuasai, dengan bantuan wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran yang bersangkuatan serta memotivasi siswa untuk lebih bersemangat belajar dan berprestasi.
b.      “Layanan Informasi” untuk  mengatasi Masalah dengan kiat belajar di kelas dan menjadi peserta didik yang efektif
Layanan Informasi diberikan agar siswa mampu menyesuaikan sikapnya dengan kiat belajar di kelas dan supaya menjadi peserta didik yang efektif, antara lain mulai masuk kelas tepat waktu, mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal yang penting, aktif bertanya saat pembelajaran, sering melakukan diskusi kelompok dan sering pergi ke perpustakaan.
c.       “Bimbingan Kelompok” untuk mengatasi Masalah Penyesuaian Lingkungan Tempat Tinggal dan kurangnya Motivasi Belajar
Bimbingan kelompok dapat melatih siswa untuk meningkatkan kemampaan berkomunikasi dengan dengan orang lain, berlatih untuk menghargai pendapat orang lain,mendengarkan, dan belajar dari pengalaman orang lain. Berkaitan dengan masalah siswa yang tidak bisa menyesuaikan dengan tempat tinggal dan malas belajar maka bimbingan kelompok yang dilakukan adalah dengan pemberian topik tugas yaitu cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan meningkatkan motivasi belajar.

0 komentar:

Posting Komentar

TULIS KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons