A.
Kondisi Sekolah
Mts
Al-Asror Semarang
ini sudah terdapat guru khusus BK dan namun latar belakangnya bukan lulusan BK dan guru BKnya juga masih
harus mengajar mata pelajaran PKn karena
latar belakangnya adalah lulusan PKn, ruangan yang khusus untuk guru BK belum ada
untuk sekarang ini,
masih bersamaan
dengan ruangan TU dan tidak ada
sekat dalam ruangan
tersebut.
Hal ini mempersulit siswa ketika ingin berkonsultasi karena tidak ada ruangan
khusus untuk BK.
Sebagian besar
siswa nya adalah anak-anak yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah dan ada juga yang berasal dari jauh karena siswa tersebut
berada di pondok pesantren yang bersebelahan dengan sekolah.
Tingkat ekonomi orang tua anak didik di Mts
Al-Asror, sebagian besar adalah ekonomi menengah kebawah. Hal ini cukup
berpengaruh terhadap proses pembelajaran di sekolah.
B.
Identitas Siswa
1.
Siswa pertama
Nama :ARF
Tempat,
tanggal lahir :
Semarang, 28 September 2001
Jenis
kelamin :
Laki-laki
Kelas :
VIII A
Sekolah : Mts Al-Asror Semarang
Agama :
Islam
Anak
ke, dari : 1 (Pertama) dar satu bersaudara
Alamat : Jl. Pundak Payung siroto
rt 03/07
Prestasi
yang pernah diraih : -
Tinggi/berat
badan : -
Hobi :
Bermain Sepak bola
Cita-cita : Pemain
Tim Nasional Indonesia
Riwayat
pendidikan
a. SD : SDN 03 Pundak Payung
b. SMP : Mts Al-Asror Semarang
Pekerjaan
a. Ayah : Petani
b. Ibu
: Petani
2.
Siswa kedua
Nama : AR
Tempat,
tanggal lahir :
Semarang, 31 januari 2000
Jenis
kelamin :
Laki-laki
Kelas :
VIII A
Sekolah : Mts Al-Asror Semarang
Agama :
Islam
Anak
ke, dari : 2 (Kedua) dari dua bersaudara
Alamat : Jl. Taman Siswa Gg. Nangka, Sekaran
Prestasi
yang pernah diraih : -
Tinggi/berat
badan : -
Penyakit
yag pernah diderita : Paru-paru
Hobi :
Bermain voly
Cita-cita : Pemain
voly Proliga
Riwayat
pendidikan
a. SD : SDN 01 Sekaran
b. SMP : Mts Al-Asror Semarang
Pekerjaan
a. Ayah : Buruh
b. Ibu
:
Buruh
C.
Identifikasi
Masalah
Langkah pertama
dari kegiatan diagnosis adalah mengidentifikasi atau menemukenali siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Membuat
analisis lager dari semua mata pelajaran yang mendapat nilai dibawah rata dan
hanya mencapai standar saja, dari lager tersebut ditemukan lima siswa yang memiliki
nilai dibawah rata-rata atau hanya mencukupi standar saja.
2. Setelah
menganalisis nilai tersebut ternyata ada dua
siswa tersebut yang memperoleh nilai lebih rendah dari pada kelima siswa yang telah
ditetapkan oleh guru BK tersebut. Yaitu
sebagai berikut:
a. Siswa pertama
Nama : ARF
Tempat,
tanggal lahir : Semarang,
28 September 2001
Jenis
kelamin :
Laki-laki
Kelas : VIII A
Sekolah : Mts Al-Asror Semarang
Agama : Islam
Anak ke, dari : 1 (Pertama) dari satu bersaudara
Alamat : Jl.
Pundak Payung siroto rt 03/07
b.
siswa kedua
Nama : AR
Tempat, tanggal
lahir : Semarang, 31 Januari 2000
Jenis kelamin : Laki-laki
Kelas : VIII A
Sekolah : Mts Al-Asror Semarang
Agama : Islam
Anak ke, dari : 2 (kedua) dari dua bersaudara
Alamat :
Jl. Taman Siswa Gg. Nangka, Sekaran
3.
Selanjutnya penulis
diizinkan oleh wali kelas untuk melakukan pendekatan dengan siswa tersebut.
Pada awalnya, penulis memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud kegiatan
diagnosis kesulitan belajar yang akan penulis laksanakan.
4.
Kemudian setelah
melakukan pendekatan terhadap siswa penulis memulainya dengan melakukan
observasi pada saat jam pelajaran, setelah pelajarn usai penulis melakukan wanwancara, kepada dua anak yang sudah di
tentukan berdasarkan anlisis lager dan ketentuan dari guru BK.
D.
Analisis
Dari hasil analisis terhadap Leger dari nilai UAS kelas VII C yang sekarang menjadi VIII A,
telah dapatkan beberapa nama yang mengalami kesulitan belajar. Dan dari hasil
pengumpulan data dengan menggunakan instrumen wawancara dan observasi, telah
diperoleh hasil mengenai diagnosis kesulitan belajar, antara lain:
Pada saat wawancara saya dengan siswa bernama(ARF). ia mengatakan bahwa belajar itu penting, pelajaran
yang disukai adalah SKI, dan yang tidak disukai adalah matematika. ia senang
bersekolah karena bisa bertemu dengan temannya. Dia tidak nyaman dengan keadaan
kelas karena sering ribut. ia merasakan kesulitan belajar yaitu sering
ngantuk dan sulit berkonsentrasi. Dia belajar 2 jam setiap hari yang didampingi
oleh ustadnya. Namun ustadnya tidak mengetahui bahwa arf mempunyai masalah
belajar. Menurutnya, guru yang ideal adalah yang bisa diajak bercanda dan
menjelaskan materi dengan jelas.
Pada saat wawancara saya dengan siswa bernama(AR), pelajaran yang disukai adalah fiqih, dan yang tidak
disukai adalah matematika. ia senang bersekolah karena bisa bertemu dengan
temannya. Dia nyaman dengan keadaan kelas dan tidak merasakan kesulitan
belajar. Dia tidak pernah belajar dirumah dan tidak pernah di dampingi orang
tuanya. Sudah jelas orang tuanya tidak mengetahui bahwa ia mempunyai masalah
belajar. Menurutnya, guru yang ideal adalah yang bisa diajak bercanda dan
menjelaskan materi dengan jelas.
Sedangkan hasil wawancara dengan wali kelas adalah, bahwa
arf itu anak yang nakal, suka membolos. Sedangkan AR tidak seperti arf .
Beliau sering mendapatkan laporan bahwa ARF sering membolos di kantin
belakang, sedangkan ar anaknya patuh. ARF sering membolos karena mencari
waktu untuk tidur, karena di pondoknya mungkin jadwalnya terlalu padat sehingga
ketika sekolah sering mengantuk, sedangkan AR biasa saja. Pergaulan di kelas,
ARF sering tidur dan AR sering menjahili teman-temannya. Kalau di luar
kelas ARF pergi ke kantin atau pondok untuk tidur kalau AR bermain dengan
teman-temannya. Saya sering memanggil ARF kenapa dia sering tidur di kelas dan
alasannya adalah dia terlalu capek di pondok dengan berbagai kegiatannya.
Kemudian hasil wawancara dengan guru BK kelas 8,
mengatakan bahwa ARF mempunyai masalah belajar yaitu kurang fokus, sulit
berkonsentrasi, dan sering tidur dikelas. Hal itu disebabkan karena ARF
tinggal di pondok dan kegiatannya di pondok itu padat sehingga dia sering
membolos atau tidur di kelas. Dia juga mendapatkan masalah di pondok sehingga
dia di botak rambutnya. Masalah yang ada di pondok itu mempengaruhi kegiatan
belajarnya di sekolah. Sedangkan AR merupakan anak yang patuh dan tidak
memiliki masalah belajar, hasil belajarnya rendah karena ketika di kelas 7
dulu, teman-temannya memiliki nilai yang lebih tinggi sehingga dia terlihat
memiliki masalah belajar, namun tidak. Dia sama dengan teman-temannya.
Dan hasil wawancara dengan guru mapel bahasa indonesia
kelas 8A, mengatakan ARF adalah anak yang bandel sekali, karena selama satu
semester dia hanya masuk sekali, dan selebihnya dia tidur dikantin belakang.
Alasannya pun sama dengan yang di katakan oleh wali kelas dan guru BK, yaitu
masalah yang di pondok mempengaruhinya di sekolah. Sedangkan AR merupakan
anak yang biasa saja di kelas, dan tidak mempunyai masalah belajar.
E.
Sintesis
Dari
hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan dengan siswa, wali kelas, guru BK,
dan guru mapel. Dapat dikatakan bahwa ARF memiliki masalah belajar yang
berhubungan dengan lingkungan tempat tinggalnya yaitu di pondok membuat proses
belajar ARF terganggu. Sedangkan anang juga mengalami masalah belajar yaitu
tidak pernah belajar dirumah dan selalu menghindar ketika disuruh untuk
belajar, padahal anang mempunyai potensi yang baik.
F.
Diagnosis
Dari
hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan dengan siswa, wali kelas, guru BK,
dan guru mapel. . Dapat dikatakan bahwa ARF memiliki masalah belajar yaitu Learning
disorder (kekacauan dalam belajar), Keadaan
dimana proses belajar seseorang terganggu karena keadaan timbulnnya respon yang
bertentangan, kekacauan belajar ini terjadi bukan pada potensi dasarnya akan
tetapi belajarnya terganggu oleh respon yang bertentangan. Yaitu masalah lingkungan belajarnya yaitu di pondok
membuat proses belajar ARF menjadi terganggu.
Faktor
yang menyebabkan ARF mengalami masalah ini adalah berasal dari faktor internal
diri ARF , yaitu minat, motivasi yang kurang, keterampilan belajar dan salah
penyesuaian dengan lingkungan. Banyak aktifitas yang kurang menunjang aktivitas
sekolah. Dan juga ARF sering membolos dan tidak pernah mengikuti pelajaran.
Faktor eksternalnya adalah dari lingkungan trempat tinggal, dia berada jauh
dari rumah dan tinggal di pondok, lingkungan sekolah yang membuat dia tidak
nyaman.
Sedangkan
AR mengalami Learning Disabilities
(ketidak mampuan dalam belajar) Mengacu
pada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar
sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah potensinya. Yaitu AR tidak pernah belajar di rumah dan kurang
perhatian dari orang tuanya sehingga prestasi yang dicapai AR berada di
bawah potensinya.
Faktor
yang menyebabkan adalah dari dua faktor yaitu internal dan eksternal diri AR, yaitu kurangnya minat dan motivasi untuk belajar. Keterampilan
belajar yang dimiliki juga kurang, dan juga kurang menerapkan sikap dan
kebiasaan belajar. Faktor eksternalnya adalah dari lingkungan keluarga,
hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga. Lingkungan sekolahnya yang
kurang mendukung dalam mengembangkan potensi. Dan norma yang ada di lingkungan
masyarakat yang kurang diperhatikan.
G.
Prognosis
Penyusunan
prognosis merupakan proses yang penting karena diharapkan dengan mengetahui dampak
yang akan terjadi pada masa mendatang siswa dapat termotivasi untuk mengatasi
masalah belajarnya. Penyusunan prognosa ini harus relevan dengan masalah
belajar siswa.
Secara umum apabila ARF dan AR tidak segera mendapat bantuan,
maka prestasi belajar ARF dan AR tidak akan mengalami
peningkatan karena ARF mengalami kekacauan
dalam belajarnya dan AR
mengalami ketidakmampuan dalam belajar. ARF akan terus menerus merasa kacau dalam belajarnya
sehingga tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan belajarnya, dan AR juga akan merasa kesulitan belajar karena
ketidakmampuan belajar atau menghindar dari belajar.
H.
Rencana Treatment
Apabila
penyebab-penyebab masalah sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah
pemberian bantuan pada subjek . Tujuan dari pemberian bantuan ini adalah memberikan
bantuan kepada siswa yang mengalami
masalah dngan belajarnya agar dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal dan
penyesuaian diri terhadap lingkungan belajarnya dengan baik. Pemberian bantuan
hanyalah dengan memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah dan siswa sendiri yang nantinya akan memilih
alternatif pemecahan masalah yang paling sesuai dengan kondisi dirinya. Berikut
adalah rencana treatmen yang akan diberikan kepada subjek ARF dan AR:
1. “Bimbingan
Belajar” untuk mengatasi Masalah Kekacauan dan ketidakmampuan
Belajar
Berdasarkan
masalah yang dialami oleh siswa yaitu kekacauan
dalam belajar karena lingkungannya dan ketidakmampuan dalam belajar maka
siswa tersebut memerlukan bantuan untuk
menyelesaikan masalahnya dengan lingkungan sekitar tempat dia tinggal dan dalam
bentuk bimbingan belajar dengan membantu siswa mempelajari secara lebih
intensif mata pelajaran yang belum dikuasai, dengan bantuan wali kelas, guru BK, dan
guru mata pelajaran yang bersangkuatan serta memotivasi siswa untuk lebih
bersemangat belajar dan berprestasi.
2. “Layanan
Informasi” untuk mengatasi Masalah dengan kiat belajar di kelas dan menjadi peserta didik
yang efektif
Layanan Informasi diberikan agar siswa mampu menyesuaikan sikapnya dengan kiat belajar di kelas
dan supaya menjadi peserta didik yang efektif,
antara lain mulai masuk kelas tepat waktu, mendengarkan
penjelasan guru, mencatat hal yang penting, aktif bertanya saat pembelajaran,
sering melakukan diskusi kelompok dan sering pergi ke perpustakaan.
3. “Bimbingan Kelompok” untuk mengatasi Masalah Penyesuaian Lingkungan Tempat Tinggal dan kurangnya Motivasi
Belajar
Bimbingan
kelompok dapat melatih siswa untuk meningkatkan kemampaan berkomunikasi dengan
dengan orang lain, berlatih untuk menghargai pendapat orang lain,mendengarkan,
dan belajar dari pengalaman orang lain. Berkaitan dengan masalah siswa yang tidak bisa menyesuaikan dengan tempat tinggal dan malas
belajar maka bimbingan kelompok yang dilakukan
adalah dengan pemberian topik tugas yaitu cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan meningkatkan
motivasi belajar.
I.
Rencana Evaluasi
dan Tindak Lanjut
Setelah melakukan treatmen langkah selanjutnya
adalah menyusun rencana tindak lanjut . Rencana tindak lanjut meliputi rencana
yang akan dilakukan konselor jika treatmen yang dilakukan berhasil dan rencana
tindak lanjut jika treatmen yang dilakukan konselor tidak berhasil. Tindak
lanjut merupakan langkah akhir dalam diagnosis kesulitan belajar yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh
keefektifan bantuan yang telah diberikan kepada subjek, apakah subjek telah
dapat mengatasi masalahnya dan dapat merubah perilaku subjek menjadi semakin
positif.
J.
Pembahasan
1.
Kondisi
kesulitan belajar yang dialami oleh dua siswa di Mts Al-Asror Semarang yaitu
ARF dan AR adalah sebagai berikut:
a.
ARF mengalami kesulitan belajar yaitu Learning
disorder (kekacauan dalam belajar), Keadaan
dimana proses belajar seseorang terganggu karena keadaan timbulnnya respon yang
bertentangan, kekacauan belajar ini terjadi bukan pada potensi dasarnya akan
tetapi belajarnya terganggu oleh respon yang bertentangan. Dimana ARF tidak
bisa menyesuaikan terhadap lingkungan tempat tinggalnya yaitu di pondok
pesantren Al-Asror Semarang.
b.
AR
mengalami Learning Disabilities (ketidak mampuan
dalam belajar) Mengacu
pada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar
sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah potensinya. Yaitu AR tidak pernah belajar di rumah dan kurang
perhatian dari orang tuanya sehingga prestasi yang dicapai AR berada di
bawah potensinya.
2.
Faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar pada siswa di Mts Al-Asror Semarang yaitu ARF dan AR adalah sebagai berikut:
a. Faktor
yang menyebabkan ARF mengalami masalah ini adalah berasal dari faktor
internal diri ARF , yaitu minat, motivasi yang kurang, keterampilan belajar dan
salah penyesuaian dengan lingkungan. Banyak aktifitas yang kurang menunjang
aktivitas sekolah. Dan juga ARF sering membolos dan tidak pernah mengikuti
pelajaran. Faktor eksternalnya adalah dari lingkungan trempat tinggal, dia
berada jauh dari rumah dan tinggal di pondok, lingkungan sekolah yang membuat
dia tidak nyaman.
b. Faktor
yang menyebabkan AR adalah dari dua faktor yaitu internal dan
eksternal diri AR, yaitu kurangnya minat dan motivasi untuk belajar.
Keterampilan belajar yang dimiliki juga kurang, dan juga kurang menerapkan
sikap dan kebiasaan belajar. Faktor eksternalnya adalah dari lingkungan
keluarga, hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga. Lingkungan sekolahnya
yang kurang mendukung dalam mengembangkan potensi. Dan norma yang ada di
lingkungan masyarakat yang kurang diperhatikan.
3. Rekomendasi
treatmen terkait kesulitan belajar pada siswa di Mts Al-Asror Semarang yaitu
ARF dan AR Adalah sebagai berikut:
a. “Bimbingan
Belajar” untuk mengatasi Masalah Kekacauan dan ketidakmampuan
Belajar
Berdasarkan
masalah yang dialami oleh siswa yaitu kekacauan
dalam belajar karena lingkungannya dan ketidakmampuan dalam belajar maka
siswa tersebut memerlukan bantuan untuk
menyelesaikan masalahnya dengan lingkungan sekitar tempat dia tinggal dan dalam
bentuk bimbingan belajar dengan membantu siswa mempelajari secara lebih
intensif mata pelajaran yang belum dikuasai, dengan bantuan wali kelas, guru BK, dan
guru mata pelajaran yang bersangkuatan serta memotivasi siswa untuk lebih
bersemangat belajar dan berprestasi.
b. “Layanan
Informasi” untuk mengatasi Masalah dengan kiat belajar di kelas dan menjadi peserta didik
yang efektif
Layanan Informasi diberikan agar siswa mampu menyesuaikan sikapnya dengan kiat belajar di kelas
dan supaya menjadi peserta didik yang efektif,
antara lain mulai masuk kelas tepat waktu, mendengarkan
penjelasan guru, mencatat hal yang penting, aktif bertanya saat pembelajaran,
sering melakukan diskusi kelompok dan sering pergi ke perpustakaan.
c. “Bimbingan
Kelompok” untuk mengatasi Masalah Penyesuaian
Lingkungan Tempat Tinggal dan kurangnya Motivasi Belajar
Bimbingan kelompok
dapat melatih siswa untuk meningkatkan kemampaan berkomunikasi dengan dengan
orang lain, berlatih untuk menghargai pendapat orang lain,mendengarkan, dan
belajar dari pengalaman orang lain. Berkaitan dengan masalah siswa yang tidak bisa menyesuaikan dengan tempat tinggal dan malas
belajar maka bimbingan kelompok yang dilakukan
adalah dengan pemberian topik tugas yaitu cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan meningkatkan
motivasi belajar.
0 komentar:
Posting Komentar
TULIS KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN