Minggu, 14 Desember 2014

TEORI ANNE ROE



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Roe (1956) menekankan bahwa pengalaman pada awal masa kanak-kanak memainkan peranan penting dalam pencapaian kepuasan dalam bidang yang dipilih seseorang. Penelitiannya menginvestigasi bagaimana pola asuh orangtua (parental styles) mempengaruhi hierarki kebutuhan anak dan bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gaya hidup masa dewasanya. Dalam mengembangkan teorinya, dia menggunakan teori Maslow tentang Hierarchy Of Needs sebagai dasar. Struktur kebutuhan individu menurut Roe, sangat dipengaruhi oleh frustasi dan kepuasan pada awal masa kanak-kanak misalnya. 

B.     Rumusan Masalah
Lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1.      Apa pandangan aneroe?
2.      Bagaimana pandangan Munandir tentang teori aneroe?
3.      Bagaimana Pengalaman masa kecil, kebutuhan, pilihan jabatan menurut pandangan aneroe?










C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan karir dan untuk mengetahui penjelasan dari berbagai pokok pembahasan yaitu :
1.      Pandangan Aneroe.
2.      Pandangan Munandir tentang teori Aneroe.
3.      Pengalaman masa kecil, kebutuhan, pilihan jabatan menurut pandangan aneroe.

D.    Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah agar :
1.      Mahasiswa mengetahui tentang pandangan aneroe.
2.      Mahasiswa mengetahui pandangan Munandir tentang teori aneroe.
3.      Mahasiswa mengetahui pengalaman masa kecil, kebutuhan dan pilihan jabatan menurut pandangan Aneroe.











BAB II
PEMBAHASAN
PANDANGAN ANNE ROE
            Anne Roe menekankan unsur perkembangan dalam pilihan karier, yaitu corak pergaulan dengan orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak kecil. Dalam bukunya The Psychology of Occupations (1956), Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti terhadap perkembangan jabatan. Dia meneliti pengaruh dari gaya interaksi antara orang tua dan anak, serta pengaruh dari pola pendidikan keluarga terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dikembangkan oleh anak dan hubungan antara struktur kebutuhan pribadi itu dengan gaya hidup pada unsur dewasa kelak. Dalam hal ini Roe menerapkan klasifikasi hierarkis tentang tahap-tahap kebutuhan (needs) yang diciptakan oleh Maslow, yaitu secara berturut-turut: kebutuhan fisiologis, kebutuhan merasa aman dan terlindung dari bahaya, kebutuhan merasa diterima dan disayangi, kebutuhan akan rasa harga diri dan menjadi independen, kebutuhan akan informasi, kebutuhan mengerti dan memahami, kebutuhan menghayati keindahan, dan kebutuhan mengembangkan diri seoptimal dan semaksimal mungkin. Menurut pendapat Maslow, kebutuhan-kebutuhan pada tahap lebih tinggi tidak akan dirasakan dan dihayati kalau kebutuhan pada tahap dibawahnya tidak terpenuhi secara memuaskan. Kebutuhan-kebutuhan mana akan lebih dihayati dan lebih diprioritaskan oleh orang dewasa (struktur kebutuhan), manurut Roe sangat ditentukan oleh keseluruhan pengalaman frustasi dan kepuasan pada masa kecil. Misalnya, orang-orang yang suka bekerja bersama orang lain, dianggap cenderung demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk diterima baik oleh orang lain. Semua orang ini dididik oleh orang tua yang menunjukkan sikap menerima dan menyayangi. Sebaliknya, orang-orang yang lebih suka bekerja dengan menangani barang/benda tanpa mencari kontak dengan individu di sekitarnya itu dianggap berkecenderungan demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk merasa aman dan terlindung dari bahaya. Semua orang ini dididik oleh orang tua yang menunjukkan sikap dingin dan sikap menolak. Corak pergaulan antara orangtua dengan anak dipandang sebagai sumber utama kebutuhan, minat, dan sikap, yang tercerminkan dalam pilihan jabatan pada umur lebih tua.
            Roe menggolongkan seluruh jabatan atas dua kategori dasar, yaitu jabatan yang berorientasi pada kontak dengan orang lain (person oriented) dan yang berorientasi pada benda-benda (non-person oriented). Contoh bidang jabatan yang tergolong dalam kelompok yang pertama adalah jasa, bisnis, manajemen, pelayanan sosial, dan aktivitas di bidang kultural. Contoh bidang jabatan yang tergolong dalam kelompok yang kedua adalah teknologi, bekerja di lapangan seperti pertanian dan pertambangan, serta penelitian ilmiah. Dalam setiap kategori terdapat tahap-tahap. Menurut Roe pilihan kategori jabatan terutama ditentukan oleh kemampuan seseorang dan latar belakang kulturalnya. Namun, dalam karya tulisnya yang terbit kemudian (1972), Roe meninggalkan pandangannya bahwa corak pergaulan antara orang tua dan anak, yang berbeda-beda, akan menghasilkan pilihan jabatan yang berlain-lainan. Diakuinya, bahwa masih terdapat aneka faktor lain yang mempengaruhi pilihan jabatan, meskipun arah orientasi yang ditanamkan pada umur sangat muda dikatakan kiranya tetap berpengaruh terhadappilihan-pilihan yang menyangkut jabatan yang dipegang di kemudian hari. Roe menegaskan pula, bahwa tidak terdapat hukum yang berbunyi: “hanya ada satu-satunya jabatan yang paling cocok bagi seseorang” atau “hanya ada satu-satunya orang yang paling tepat untuk memegang jabatan tertentu”.
            Meskipun data hasil penelitian lebih lanjut terhadap validitas teori ini tidak mendukung pandangan Roe mengenai hubungan erat antara perlakuan orangtua terhadap anak dan pilihan jabatan di kemudian hari, pandangan ini mempunyai sedikit relevansi bagi konselor karier. Dalam hal ini Samuel H. Osipow dalam bukunya Theories of Career Development (1973) berpendapat, bahwa konselor sekolah dapat membantu orang muda, yang ternyata belum mengenal dirinya sendiri mengenai pengaruh kebutuhan pokok yang melandasi motivasinya dalam memperjuangkan suatu gaya hidup (life style), untuk berefleksi diri. Misalnya, bila manusia muda mencita-citakan suatu jabatan yang menghasilkan uang banyak,mungkin orang ini sangat menghayati kebutuhan menikmati hidup yang secara ekonomis serba terjamin supaya merasa aman terhadap kegoncangan dalam hidup. Bahkan ada kemungkinan bahwa sikap hidup ini ditanamkan dalam lingkungan keluarganya, yang menyamakan keamanan dalam hidup dengan jaminan ekonomis mewah. Persoalan yang dihadapi konselor ialah, apakah dia sebaiknya berusaha meningkatkan tahap kebutuhan orang muda itu, karena jaminan ekonomis saja tidak mesti membuat orang dewasa akan selalu merasa bahagia.
Menurut munandir Teori Roe dirumuskan berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai latar belakang perkembangan dan kepribadian para ilmuwan di berbagai bidang, antara lain ilmu-ilmu pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam (biologi). Teori Roe tergolong teori pilihan karier yang berdasar pada teori pribadian. Hal yang dianggap penting di dalam teori ini adalah kebutuhan dan adanya jenis-jenis kepribadian. Dalam hal kebutuhan,orang akan memilih pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhannya. Pandangan-pandangan yang berpengaruh pada penyusunan teori Roe, termasuk teori penyusunan tenaga kejiwaan dan pengaruh pengalaman masa kecil (Murphy), teori kebutuhan (Maslow) dan pengaruh faktor keturunan.
Roe mengenal delapan kelompok perkerjaan dan enam arah (tingkatan) untuk setiap kelompok. Kelompok (penggolongan) itu adalah (Roe dan Lunnenborg, 1984):
        i.            Jasa: orang berkerja untuk melayani orang lain, berbuat untuk kepentingan orang lain.
      ii.            Kontak bisnis: hubungan orang-orang dalam perkerjaan lebih menekankan tujuan mempengaruhi orang lain (persuasi) dari pada memberikan bantuan.
    iii.            Organisasi: perkerjaan-perkerjaan manajerial, kerah putih, hubungan formal antarorang.
    iv.            Teknologi:Perkerjaan berkenaan dengan produktsi, pemeliharaan pengangkutan barang dan keperluan umum, teknik, kerajinan, transportasi, komunikasi dll
      v.            Luar rumah: perkerjaan-perkerjaan di luar rumah seperti pertanian,pertambangan, kehutanan, pertenakan; hubungan antropologi tidak penting; perkerjaan luar yang menggunakan mesin masuk golongan iv.
    vi.            Sain: perkerjaan keilmuan, penerapan teori, penelitian;  untuk penelitian-penelitian di bidang ilmu-ilmu perilaku; seperti psikologi ini ada hubungannya dengan golongan vii.
  vii.            Budaya umum : perkerjaan-perkerjaan pelestarian dan pewarisan budaya seperti pendidik perguruan,wartawan,hukum,keagamaan,bahasa dan bidang humaniora lainnya; dosen bisa masuk golongan vi.vii atau viii sesuai dengan bidang ilmu-seni spesialisasi yang diajarkannya di perguruan tinggi.
viii.            Seni dan huburan; huburan dalam perkerjaan ini adalah antara satu orang,atau kelompok orang,yang  memiliki keterampilan khusus di bidang seni kreatif dengan masyarakat umum.

Adapun keenam arah itu adalah (Roe dan Lunnenborg,1984);
1.      Profesional dan manajerial 1:mencakup pencipta, pembaharuan,dan manajer puncak; berkerja denan tanggung jawab dan kemandirian (otonomi) penuh, pengambil keputusan dan pembuat kebijaksanaan berpendidikan tinggi tingkat dokter/setara.
2.      Profesional dan menajerial 2: otonomi tetapi tanggung jawab lebih sempit (agak kurang), penafsir kebijaksanaan, pendidikan tingkat tinggi sarjana sampai magister/setara
3.      Semiprofesional dan bisnis kecil: tanggung jawab rendah,penerapan kebijaksanaan hanya untuk diri sendiri, berpendidikan menengah atas umum atau teknologi-kejujuran.
4.      Terampil: perkerjaan yang mempersyaratkan pendidikan pelatihan keterampilan dan pengalaman khusus.
5.      Semiterampil: perkerjaan yang menghendaki pendidikan dan pelatihan tingkatan yang agak kurang, otonomi dan insiatif jauh kurang dituntut.
6.      Tak terampil: perkerjaan tingkat ini tidak mempersyaratkan pendidikan atau pelatian khusus, perkerjaan bersifat repetitif, dan pekerja hanya dituntut untuk mampu mengikuti pedoman atau pedoman kerja yang telah ditetapkan.
Teori Roe dinyatakan dalam proposisi, semuanya ada lima. Proposisi pertama mengenai pembawaan genetik yang bersifat menentukan perkembangan sifat-sifat orang. Pengaruh itu berbeda-beda,misalnya,ciri berupa kemampuan intelek dan temperamen lebih khusus dan kuat dari pada minat dan sikap.kedua, pengalaman individu dan latar belakang kebudayaan dan juga kedudukan sosial-ekonomi keluarga, berpengaruh pada perkembangan sifat-sifat bawaan. Tersangkut juga disini adalah faktor-faktor suku bangsa dan kelamin. Ketiga, minat, sikap, dan sifat-sifat kepribadian lain bekembang terutama ditentukan oleh pengalaman yang memberikan arah pada perkembangan itu. Arah ini terutama ditentukan oleh bagaimana pola pemerolehan kepuasan dan kekecewaan; kepuasan yang didapat orang berkenan dengan adanya berbagai kebutuhan dan cara bagaimana pemuasannya, dan ini ditentukan oleh faktor lingkungan.
Pengalaman masa kecil biasanya diperoleh di lingkungan keluarga dan di keluarga ini, interaksi orang tua terhadap anak bersifat menentukan. Ada tiga kemungkinan perlaku orangtua terhadap anak, dengan begitu ada tiga golongan jenis orangtua: terlalu melindungi atau terlalu menuntut (hubungan emosi tertuju kepada anak), menolak secara emosional atau mengabaikan kebutuhan fisik anak,dan menerima anak ( karena tidak perdulian atau karena sayang). Pengalaman masa kecil ini menimbulkan dua orientasi dasar: tertuju kepada orang atau tertuju kepada bukan orang. Orientasi ini mempengaruhi pilihan  seorang anak, kalau sudah menginjak dewasa kelak.
Proposisi keempat, adanya pola tenaga psikis dalam bentuk tertujunya perhatian dan ini merupakan penentu utama minat. Kelima,seberapa kuat pemuasan kebutuhan dan organisasinya, hal ini sangat menentukan kuat tidaknya dorongan yang menampakkan diri dalam pencapaian orang dalam menjalankan tugas.

Pengalaman masa kecil,kebutuhan,pilihan jabatan
      Menurut Roe, keputusan dan pilihan jawaban yang diambil orang pada usia dewasanya, ditentukan bagaimana pengalaman orang itu waktu kecil didalam keluarga, apakah ia mengalami asuhan yang mengutamakan orang atau bukan orang, apakah iklim rumah yang tercipta penuh kasih sayang atau dingin, atau keras. Rumah dengan orientasi orang cenderung beriklim kasih sayang dan membentuk lingkungan yang bersifat kelewat melindungi anak ( overproteksi), sedangkan yang orientasinya bukan orang cenderung menghasilkan lingkungan yang menolak atau mengabaikan anak. Menurut Roe, perkerjaan bidang jasa yang perhatian utamanya adalah melayani dan memperhatikan kebutuhan selera,dan kesejahtaraan orang lain seperti pekerja sosial,pembimbing orientasi perkerjanya yang pertama-tama adalah orang dan kemungkinannya mereka berasal dari lingkungan keluarga yang iklimnya serba kasih dan bersifat overproteksi terhadap anak. Sebaliknya perkerja seperti laboran kesehatan atau analis bahan atau ilmuwan alam,cenderung berasal dari lingkungan keluarga yang orientasinya bukan orang dan bersifat mengingkari anak.
      Teori Roe meski mengalami beberapa kali peninjauan kembali, antara lain menyangkut penggolongan perkerjan-pekerjaan dan tingkatannya serta bentuk penggambarannya mula-mula digambarkan berbentuk slinder, kemudian pasung pada dasarnya masih tetap menekan pentingnya kepribadian, pengalaman masa usia dini didalam keluarga dan perkembangan kebutuhan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan jabatan.
Sejumlah peneliti dilakukan pengujikesahihan teori ini oleh Roe sendiri dan peneliti-peneliti yang lain.Pengembangan teori ini masih perlu dilakukan, demikianpun peneliti-peneliti lain diperlukan,karena sejumlah penelitian yang pernah dilakukan kurang mendukung teori Roe ini, antara lain yang dilakukan Utton (1960), Grigg, hagen, Brunkan, Green dan Parker, Switzger dkk. (Osipow, 1983;Roe dan Lunnwborg, 1984). Penelitian lain yang menguji teori Roe dalam konteks budaya Indonesia dilakukan Pudji Hartuti (1995) memberikan hasil yang juga kurang mendukung. Dalam hal ini perbedaan budaya merupakan salah satu faktor penjelasnya. Hal ini yang perlu dikatakan adalah bahwa dalam teori Roe tidak disebut-sebut soal penerapannya dalam konseling. Kalau konselor mempertimbangkan untuk menerapkan teori ini karena dinilai relevan dengan kasus masalah pilihan karier seorang klien, ia masih harus menarik implikasi teori itu untuk konseling, di samping perlu mempertimbangkan adanya faktor budaya, dalam usaha-usahanya membantu klien tersebut.















BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
            Anne Roe menekankan unsur perkembangan dalam pilihan karier, yaitu corak pergaulan dengan orang tua selamamasa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak kecil. Menurut munandir Teori Roe dirumuskan berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai latar belakang perkembangan dan kepribadian para ilmuwan di berbagai bidang, antara lain ilmu-ilmu pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam (biologi). Teori Roe tergolong teori pilihan karier yang berdasar pada teori pribadian. Hal yang dianggap penting didalam teori ini adalah kebutuhan dan adanya jenis-jenis kepribadian. Dalam hal kebutuhan,orang akan memilih pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhannya. Pandangan-pandangan yang berpengaru pada penyusunan teori Roe, termasuk teori penyusunan tenaga kejiwaan dan pengaruh pengalaman masa kecil (Murphy), teori kebutuhan (Maslow) dan pengaruh faktor keturunan.













B.     Daftar Pustaka
Munandir.1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah.  Jakarta
Winkel, W.S dan M.M. Sri Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling di      Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

0 komentar:

Posting Komentar

TULIS KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons