Rabu, 31 Desember 2014

TEORI BIMBINGAN KONSELING BELAJAR



A.    Definisi Diagnostik Kesulitan Belajar
            Diagnosis merupakan istilah teknis (terminology) yang kita adopsi dari bidang medis . Menurut Thorndike dan Hagen (1955:530-532) , diagnosis dapat diartikan sebagai ; upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness , disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya (symtomps) ; study yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalaha-kesalahan dan sebagainya yang esensial ; keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal .
            Kesulitan belajar , seorang siswa bisa dikatakan mengalami kesulitan belajar bila siswa tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan dalam program pelajaran time allowed dan tingkat perkembangannya).
            Dengan mengaitkan kedua pengertian diatas , dapat didefinisikan diagnostic kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data/informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya .
Sedangkan menurut Mulyono (2003:6) mengatakan bahwa kesulitan belajar itu adalah ketidakmampuan dalam belajar karena mengalami gangguan dalam pemahaman tentang penggunaan bahasa, membaca, menulis, dan matematika.
4
 
Lebih Luas lagi, kesulitan belajar memiliki pengertian sebagai berikut :
1.      Learning disorder (kekacauan dalam belajar)
Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena keadaan timbulnnya respon yang bertentangan, kekacauan belajar ini terjadi bukan pada potensi dasarnya akan tetapi belajarnya terganggu oleh respon yang bertentangan.
2.      Learning Disabilities (ketidak mampuan dalam belajar)
Mengacu pada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar sehingga  hasil belajar yang dicapai berada  dibawah potensinya.
3.      Learning Disfungsi
Mengacu pada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya anak tidak menunjukan adanya abnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan psikologis.
4.      Underachiver
Adalah keadaan dimana anak-anak yang mempunyai tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi hasil belajarnya tergolong rendah.
5.      Slow Learner ( lambat belajar)
Keadaan dimana anak yang lambat dalam proses belajarnya sehingga ia membutuhkan waktu yang relative lama dibandingkan kelompok anak yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
B.     Ciri-ciri Siswa Mengalami Kesulitan Belajar                              
            Burton (1952:622-624) mendefinisikan sekaligus bisa dilihat ciri seorang siswa mengalami kesulitan belajar bila siswa menunjukan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya . Kegagalan belajar didefinisikan sebagai berikut :
1.      Siswa apabila dalam batas waktu tertentu siswa tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan , minimal dalam pelajaran tertentu seperti yang telah ditetapkan oleh guru .
2.      Siswa tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya : intelegensi , bakat) .
3.      Siswa tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan , termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola orgasmiknya pada fase perkembnagn tertentu , seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan .
4.      Siswa tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya .
C.    Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
            Ross dan Stanley (1956:332-341) menggariskan tahapan-tahapan diagnosis (the levels of diagnosis) itu sebagai berikut :
1.      Siapa siswa yang mengalami gangguan ?
2.      Dimanakah kelemahan-kelemahan itu dapat dialokasikan ?
3.      Mengapa kelemahan itu terjadi ?
4.      Penyembuhan apakah yang disarankan ?
5.      Bagaimanakah kelemahan itu dapat dicegah ?
Dari skema tersebut , tampak bahwa keeempat langkah yang pertama dari diagnosis itu merupakan usaha perbaikan (corrective diagnosis) atau penyembuhan (curative) . Sedangkan langkah yang kelima merupakan usaha pencegahan (preventive) .
Burton (1952:640-652) menggariskan berbeda , yaitu berdasarkan kepada teknik dan instumen yang digunakan dalam pelaksanaannya sebagai berikut .
1.      General diagnosis
Pada tahap ini lazim dipergunakan tes baku , seperti yang dipergunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar . Sasarannya , untuk menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kelemahan tertentu .
2.      Analistic diagnostic
Pada tahap ini yang lazimnya digunakan ialah tes diagnostic .Sasarannya , untuk mengetahui dimana letak kelemahan tersebut .
3.      Psycological diagnosis
Pada tahap ini teknik pendekatan dan instrument yang digunakan antara lain :
a.       Observasi
b.      Analisis karya tulis
c.       Analisi proses dan respon lisan
d.      Analisis berbagai catatan objektif
e.       Wawancara
f.       Pendekatan laboratories dan klinis
g.      Studi Kasus
Sasaran kegiatan diagnosis pada langkah ini pada dasarnya ditujukan untuk memehami karakteristik dan fakor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan .
D.    Identifikasi Kasus kesulitan Belajar
            Dalam mengidentifikasikan kasus kesulitan belajar ada beberapa hal yang perlu dilakukan :
1.      Menandai dan menemukan siapakah kasus yang diduga mengalami kesulitan belajar ; dan
2.      Menemukan diamana letak kesulitan belajar itu dan mengidentifikasikan bagaimana karakteristik dari kesulitan tersebut . Dalam hal ini dilakukan dengan ; mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu , Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran manakah kesulitan terjadi , Analisis terhadap catatan  mengenai proses belajar.
E.     Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
            Burton (1952:633-640) mengelompokan secara sederhana ke dalam dua kategori , yaitu faktor-faktor yang terdpat dari dalam diri siswa dan diluar diri siswa .
1.      Faktor dari dalam diri siswa :
a.       Kelemahan secara fisik
b.      Kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan
c.       Kelemahan emosional
d.      Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah
e.       Tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang tidak diperlukan
2.      Faktor dari luar siswa (situasi sekolah dan masyarakat) :
a.       Kurikulum yang seragam , bahan dan buku yang tidak sesuai dengan tingkat  kematangan dan perbedaan individu .
b.      Ketidaksesuaian standar administrative (sistem pengajaran) , penilaian , pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar-mengajar .
c.       Terlalu berat beban belajar siswa dan/atau mengajar guru .
d.      Terlalu besar populsi siswa didalam kelas , terlalu menuntut banyak kegiatan di luar .
e.       Terlalu sering pindah sekolah atau program , tinggal kelas .
f.       Kelemahan sistem belajar-mengajar pada tingkat pendidikan (dasar/asal) .
g.      Kelemahan dari kondisi rumah tangga (pendidikan , status sosial ekonomis , keutuhan/keluarga , besarnya anggota keluarga , tradisi dan kultur keluarga , ketentraman dan keamanan sosial psikologis ) .
h.      Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler .
i.        Kekurangan makan (gizi , kalori ) .
Dari penjabaran mengenai teori dan pembahasan tentang Diagnosis Kesulitan Belajar tersebutlah dipergunakan sebagai panduan atau pedoman sebelum melakukan praktik diagnosis kesulitan belajar yang saya lakukan .
F.     Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang dialami Siswa
      Adapun prosedur pelaksanaan pengajaran perbaikan dalam diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
1.      Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Identifikasi ini bertujuan untuk menentukan siswa-siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Cara yang dapat dilakukan untuk menemukan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah dengan cara sebagai berikut:
a.       Melihat nilai yang diperoleh siswa dari ujian  semester dan ujian harian
b.      Melaksanakan tes setelah bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa
c.       Membandingkan hasil ujian yang pada legger nilai standar tujuan pendidikan
d.      Membuat profil chart secara keseluruhan
e.       Menganalisis hubungan sosialnya.
f.       Menganalisis perilaku yang berkaitan dengan pross belajarnya.
Adapun ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
a.       Menunjukan nilai yang rendah atau di bawah rata-rata kelas dibandingkan dengan kelompoknya
b.      Tidak seimbang usaha yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh
c.       Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
d.      Hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki
e.       Menunujukan gejala tingkah laku yang berlebihan atau menunjukan tingkah laku yang menyimpang.
f.       Menunjukan gejala emosional yang berlebihan
2.      Melokasi letak kesulitan belajar (diagnosis)
Pada langkah pertama sifatnya adalah umum, karena hanya mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan langkah ke dua adalah melokalisasi letak kesulitan belajar, maksudnya adalah menentukan kesulitan dalam mata pelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan  mana yang tidak mengerti oleh siswa.
Setelah kita menemukan siswa diduga mengalami kesuitan belajar, maka persoalan selanjutnya yang perlu kita telaah adalah :
a.       Dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi
b.      Pada kawasan tujuan belajar (ruanglingkup) bahan manakah kesulitan itu terjadi
c.       Pada bagian (ruang lingkup) bahan manakah kesulitan itu terjadi
d.      Dalam segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi.
3.      Melokalisasi faktor penyebab kesulitan Belajar
Dalam melokalisasi factor penyebab kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan cara menggunakan berbagai instrument seperti wawancara, membagikan angket, sosiometri, daftar cek masalah dan observasi.
Pengungkapan yang dilakukan dengan mengunakan berbagai instrument tujuannya adalah agar dapat melihat dan mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan belajar itu berasal dari factor dari dalam diri sendiri atau dari luar diri sendiri.
Bila kita tinjau dari keadaan yang ada pada siswa maka secara garis besar factor penyebab dari kesulitan belajar siswa ( dalam  Abin Syamsudin. M, 2001) adalah sebagai berikut :
a.       Faktor internal
1)      Kondisi psikologis, meliputi :
-          Kelemahan intelegensi
-          Minat
-          Bakat
-          Motivasi instrinsik
-          Sikap dan kebiasaan belajar
-          Aspirasi dan cita-cita
-          Penguasaan keterampilan belajar
2)      Keadaan fisiologis,meliputi :
-          Kondisi tubuh
-          Kesehatan yang buruk
-          Cacat tubuh
-          Keadaan panca indra yang kurang sempurna
-          Belum memiliki pengetahuan dasar
-          Suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna
-          Penyakit menahun
3)      Kelemahan-kelemahan emosional
-          Terdapat rasa tidak aman
-          Penyesuaian yang salah
-          Ketidak matangan
4)      Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yangsalah, diantaranya:
-          Kurang menaruh minat terhadap pekerjaan sekolah
-          Banyak aktivitas yang tidak menunjang pekerjaan sekolah
-          Kurang berani dan gagal dalam berusaha memusatkan perhatian
-          Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab
-          Malas dan tidak bersemangat untuk belajar
-          Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran
b.      Faktor eksternal
1)      Lingkungan keluarga,meliputi :
-          Hubungan dengan orang tua
-          Hubungan dengan sesama anggota keluarga
-          Keadaan ekonomi keluarga
-          Perhatian orang tua terhadap anak
-          Tuntutan dan aspirasi keluarga
2)      Lingkungan sekolah, meliputi:
-          Keadaan fisik lingkungan sekolah
-          Sarana dan fasilitas
-          Hubungan dengan guru dan murid
3)      Lingkungan masyarakat, meliputi:
-          Nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
-          Peran media massa
4.      Memperkirakan bantuan yang akan diberikan
Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, menurut Koesroes Parto Wisasto (1982:24) ada tiga langkah yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.       Menentukan teknik yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah siswa
c.       Menentukan teknik penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana keberhasilan pemecahan yang dicapai
d.      Hasil penelitian
5.      Menetapkan kemungkinan bantuan
            Bantuan yang dapat diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar berupa :
a.       Materi
Yaitu dengan memberikan pengajaran perbaikan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran perbaikan ini, yaitu:
1)      Lama pengajaran perbaikan
2)      Pokok bahasan yang diberikan
b.      Non-materi
1)      Layanan informasi
2)      Layanan konseling perorangan
3)      Layanan penguasaan kontens
6.      Tindak Lanjut
Tujuan tindak lanjut ini untuk menilai sampai sejauh mana tindakan pemberian bantuan telaah mencapai hasil yang diharapkan. Tidak lanjut dilakukan secra terus menerus, dengan langkah ini dapat diketau keberhasilan usaha bantuan.

0 komentar:

Posting Komentar

TULIS KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons