A.
Definisi
Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnosis merupakan istilah teknis
(terminology) yang kita adopsi dari bidang medis . Menurut Thorndike dan Hagen
(1955:530-532) , diagnosis dapat diartikan sebagai ; upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness ,
disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang
saksama mengenai gejala-gejalanya (symtomps) ; study yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalaha-kesalahan dan sebagainya yang esensial ; keputusan yang dicapai setelah dilakukan
suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal .
Kesulitan belajar , seorang siswa
bisa dikatakan mengalami kesulitan belajar bila siswa tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi hasil belajar tertentu (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan
seperti yang dinyatakan dalam ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan dalam
program pelajaran time allowed dan
tingkat perkembangannya).
Dengan mengaitkan kedua pengertian diatas
, dapat didefinisikan diagnostic kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya
untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan belajar
dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data/informasi selengkap dan
seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan
keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya .
Sedangkan
menurut Mulyono (2003:6) mengatakan bahwa kesulitan belajar itu adalah
ketidakmampuan dalam belajar karena mengalami gangguan dalam pemahaman tentang
penggunaan bahasa, membaca, menulis, dan matematika.
|
1. Learning
disorder (kekacauan dalam belajar)
Keadaan dimana proses
belajar seseorang terganggu karena keadaan timbulnnya respon yang bertentangan,
kekacauan belajar ini terjadi bukan pada potensi dasarnya akan tetapi
belajarnya terganggu oleh respon yang bertentangan.
2. Learning
Disabilities (ketidak mampuan dalam belajar)
Mengacu pada gejala
dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar sehingga hasil
belajar yang dicapai berada dibawah potensinya.
3. Learning
Disfungsi
Mengacu pada gejala
dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya anak
tidak menunjukan adanya abnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan
psikologis.
4. Underachiver
Adalah keadaan dimana
anak-anak yang mempunyai tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas
normal, tetapi hasil belajarnya tergolong rendah.
5. Slow
Learner ( lambat belajar)
Keadaan dimana anak
yang lambat dalam proses belajarnya sehingga ia membutuhkan waktu yang relative
lama dibandingkan kelompok anak yang lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
B.
Ciri-ciri
Siswa Mengalami Kesulitan Belajar
Burton (1952:622-624) mendefinisikan
sekaligus bisa dilihat ciri seorang siswa mengalami kesulitan belajar bila
siswa menunjukan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya .
Kegagalan belajar didefinisikan sebagai berikut :
1. Siswa
apabila dalam batas waktu tertentu siswa tidak mencapai ukuran tingkat
keberhasilan atau tingkat penguasaan , minimal dalam pelajaran tertentu seperti
yang telah ditetapkan oleh guru .
2. Siswa
tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan
ukuran tingkat kemampuannya : intelegensi , bakat) .
3. Siswa
tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan , termasuk penyesuaian sosial
sesuai dengan pola orgasmiknya pada fase perkembnagn tertentu , seperti yang
berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan .
4. Siswa
tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat
bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya .
C.
Prosedur
dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
Ross dan Stanley (1956:332-341)
menggariskan tahapan-tahapan diagnosis (the levels of diagnosis) itu sebagai
berikut :
1. Siapa
siswa yang mengalami gangguan ?
2. Dimanakah
kelemahan-kelemahan itu dapat dialokasikan ?
3. Mengapa
kelemahan itu terjadi ?
4. Penyembuhan
apakah yang disarankan ?
5. Bagaimanakah
kelemahan itu dapat dicegah ?
Dari skema tersebut , tampak bahwa keeempat langkah
yang pertama dari diagnosis itu merupakan usaha perbaikan (corrective
diagnosis) atau penyembuhan (curative) . Sedangkan langkah yang kelima
merupakan usaha pencegahan (preventive) .
Burton (1952:640-652) menggariskan berbeda , yaitu
berdasarkan kepada teknik dan instumen yang digunakan dalam pelaksanaannya
sebagai berikut .
1. General
diagnosis
Pada
tahap ini lazim dipergunakan tes baku , seperti yang dipergunakan untuk
evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar . Sasarannya , untuk
menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kelemahan tertentu .
2. Analistic
diagnostic
Pada
tahap ini yang lazimnya digunakan ialah tes diagnostic .Sasarannya , untuk
mengetahui dimana letak kelemahan tersebut .
3. Psycological
diagnosis
Pada
tahap ini teknik pendekatan dan instrument yang digunakan antara lain :
a. Observasi
b. Analisis
karya tulis
c. Analisi
proses dan respon lisan
d. Analisis
berbagai catatan objektif
e. Wawancara
f. Pendekatan
laboratories dan klinis
g. Studi
Kasus
Sasaran kegiatan diagnosis pada langkah ini pada
dasarnya ditujukan untuk memehami karakteristik dan fakor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kesulitan .
D.
Identifikasi
Kasus kesulitan Belajar
Dalam mengidentifikasikan kasus
kesulitan belajar ada beberapa hal yang perlu dilakukan :
1. Menandai
dan menemukan siapakah kasus yang diduga mengalami kesulitan belajar ; dan
2. Menemukan
diamana letak kesulitan belajar itu dan mengidentifikasikan bagaimana
karakteristik dari kesulitan tersebut . Dalam hal ini dilakukan dengan ;
mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu , Mendeteksi pada
kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran manakah
kesulitan terjadi , Analisis terhadap catatan
mengenai proses belajar.
E.
Faktor
Penyebab Kesulitan Belajar
Burton (1952:633-640) mengelompokan
secara sederhana ke dalam dua kategori , yaitu faktor-faktor yang terdpat dari
dalam diri siswa dan diluar diri siswa .
1. Faktor
dari dalam diri siswa :
a. Kelemahan
secara fisik
b. Kelemahan
secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman)
yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan
c. Kelemahan
emosional
d. Kelemahan
yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah
e. Tidak
memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang tidak diperlukan
2. Faktor
dari luar siswa (situasi sekolah dan masyarakat) :
a. Kurikulum
yang seragam , bahan dan buku yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan dan perbedaan individu .
b. Ketidaksesuaian
standar administrative (sistem pengajaran) , penilaian , pengelolaan kegiatan
dan pengalaman belajar-mengajar .
c. Terlalu
berat beban belajar siswa dan/atau mengajar guru .
d. Terlalu
besar populsi siswa didalam kelas , terlalu menuntut banyak kegiatan di luar .
e. Terlalu
sering pindah sekolah
atau program , tinggal kelas .
f. Kelemahan
sistem belajar-mengajar pada tingkat pendidikan (dasar/asal) .
g. Kelemahan
dari kondisi rumah tangga (pendidikan , status sosial ekonomis ,
keutuhan/keluarga , besarnya anggota keluarga , tradisi dan kultur keluarga ,
ketentraman dan keamanan sosial psikologis ) .
h. Terlalu
banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat
dalam kegiatan ekstrakurikuler .
i.
Kekurangan makan (gizi
, kalori ) .
Dari penjabaran mengenai teori dan pembahasan
tentang Diagnosis Kesulitan Belajar tersebutlah dipergunakan sebagai panduan
atau pedoman sebelum melakukan praktik diagnosis kesulitan belajar yang saya
lakukan .
F.
Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang dialami Siswa
Adapun
prosedur pelaksanaan pengajaran perbaikan dalam diagnosis kesulitan belajar
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi
siswa yang mengalami kesulitan belajar
Identifikasi
ini bertujuan untuk menentukan siswa-siswa yang diperkirakan mengalami
kesulitan belajar. Cara yang dapat dilakukan untuk menemukan siswa-siswa yang
mengalami kesulitan belajar adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Melihat
nilai yang diperoleh siswa dari ujian semester dan ujian harian
b. Melaksanakan
tes setelah bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa
c. Membandingkan
hasil ujian yang pada legger nilai standar tujuan pendidikan
d. Membuat
profil chart secara keseluruhan
e. Menganalisis
hubungan sosialnya.
f. Menganalisis
perilaku yang berkaitan dengan pross belajarnya.
Adapun ciri-ciri siswa
yang mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
a. Menunjukan
nilai yang rendah atau di bawah rata-rata kelas dibandingkan dengan kelompoknya
b. Tidak
seimbang usaha yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh
c. Lambat
dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
d. Hasil
belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki
e. Menunujukan
gejala tingkah laku yang berlebihan atau menunjukan tingkah laku yang
menyimpang.
f. Menunjukan gejala
emosional yang berlebihan
2. Melokasi letak kesulitan belajar (diagnosis)
Pada langkah pertama sifatnya adalah umum, karena
hanya mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan langkah ke
dua adalah melokalisasi letak kesulitan belajar, maksudnya adalah menentukan
kesulitan dalam mata pelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan mana
yang tidak mengerti oleh siswa.
Setelah kita menemukan siswa diduga mengalami kesuitan
belajar, maka persoalan selanjutnya yang perlu kita telaah adalah :
a. Dalam
mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi
b. Pada
kawasan tujuan belajar (ruanglingkup) bahan manakah kesulitan itu terjadi
c. Pada
bagian (ruang lingkup) bahan manakah kesulitan itu terjadi
d. Dalam
segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi.
3. Melokalisasi faktor penyebab kesulitan Belajar
Dalam
melokalisasi factor penyebab kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan
cara menggunakan berbagai instrument seperti wawancara, membagikan angket,
sosiometri, daftar cek masalah dan observasi.
Pengungkapan
yang dilakukan dengan mengunakan berbagai instrument tujuannya adalah agar
dapat melihat dan mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan belajar itu
berasal dari factor dari dalam diri sendiri atau dari luar diri sendiri.
Bila
kita tinjau dari keadaan yang ada pada siswa maka secara garis besar factor
penyebab dari kesulitan belajar siswa ( dalam Abin Syamsudin. M, 2001) adalah
sebagai berikut :
a. Faktor
internal
1) Kondisi
psikologis, meliputi :
-
Kelemahan intelegensi
-
Minat
-
Bakat
-
Motivasi instrinsik
-
Sikap dan kebiasaan
belajar
-
Aspirasi dan cita-cita
-
Penguasaan keterampilan
belajar
2) Keadaan
fisiologis,meliputi :
-
Kondisi tubuh
-
Kesehatan yang buruk
-
Cacat tubuh
-
Keadaan panca indra
yang kurang sempurna
-
Belum memiliki
pengetahuan dasar
-
Suatu pusat susunan
syaraf tidak berkembang secara sempurna
-
Penyakit menahun
3) Kelemahan-kelemahan
emosional
-
Terdapat rasa tidak
aman
-
Penyesuaian yang salah
-
Ketidak matangan
4) Kelemahan
yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yangsalah, diantaranya:
-
Kurang menaruh minat
terhadap pekerjaan sekolah
-
Banyak aktivitas yang
tidak menunjang pekerjaan sekolah
-
Kurang berani dan gagal
dalam berusaha memusatkan perhatian
-
Kurang kooperatif dan
menghindari tanggung jawab
-
Malas dan tidak
bersemangat untuk belajar
-
Sering bolos atau tidak
mengikuti pelajaran
b. Faktor
eksternal
1) Lingkungan
keluarga,meliputi :
-
Hubungan dengan orang
tua
-
Hubungan dengan sesama
anggota keluarga
-
Keadaan ekonomi
keluarga
-
Perhatian orang tua
terhadap anak
-
Tuntutan dan aspirasi
keluarga
2) Lingkungan
sekolah, meliputi:
-
Keadaan fisik
lingkungan sekolah
-
Sarana dan fasilitas
-
Hubungan dengan guru
dan murid
3) Lingkungan
masyarakat, meliputi:
-
Nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat
-
Peran media massa
4. Memperkirakan bantuan yang akan diberikan
Untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, menurut Koesroes Parto
Wisasto (1982:24) ada tiga langkah yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Menentukan
teknik yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah siswa
c. Menentukan
teknik penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana keberhasilan
pemecahan yang dicapai
d. Hasil
penelitian
5.
Menetapkan kemungkinan bantuan
Bantuan
yang dapat diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar berupa
:
a. Materi
Yaitu
dengan memberikan pengajaran perbaikan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan
pengajaran perbaikan ini, yaitu:
1) Lama
pengajaran perbaikan
2) Pokok
bahasan yang diberikan
b. Non-materi
1) Layanan
informasi
2) Layanan
konseling perorangan
3) Layanan
penguasaan kontens
6. Tindak
Lanjut
Tujuan
tindak lanjut ini untuk menilai sampai sejauh mana tindakan pemberian bantuan
telaah mencapai hasil yang diharapkan. Tidak lanjut dilakukan secra terus
menerus, dengan langkah ini dapat diketau keberhasilan usaha bantuan.
0 komentar:
Posting Komentar
TULIS KOMENTAR DENGAN BAHASA YANG SOPAN